Tanaman
delima (Punica granatum) berasal dari
India, di Asia Barat yaitu Persia atau Armenia. Namun, tanaman ini sudah lama
dibudidayakan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Tanaman berbuah segar
ini hidup dengan baik di daerah yang memiliki musim kemarau panjang dan panas.
Sekarang sering ditanam sebagai pohon buah-buahan di halaman rumah (Hariana,
2002:106).
Gambar
2.1 Buah Delima Putih (Sumber : http://resep-herbal.com)
Kartasapoetra
(1996:71) menyatakan bahwa tanaman delima (Punica
granatum) mengandung alkaloida peletrina dan metil peletrina dengan kadar
keseluruhannya tidak kurang dari 0,4% (hitungan bahan yang telah dikeringkan).
Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima adalah: energi 86 kkal, air 81 g, protein
0,95 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 17,2 g
Secara tradisional,
tanaman delima putih (Punica granatum L.) sering digunakan sebagai obat
oleh masyarakat Indonesia. Hampir semua bagian tanaman ini dapat digunakan
sebagai bahan obat (Kurniawi, 2006). Akar dan kulit digunakan sebagai ramuan dalam pengobatan cacing
tambang dan cacing pita (antelmintik) dan obat batuk (Mursito, 2000). Kulit
buah delima putih yang dimasak bekerja sebagai obat penguat, disentri, murus,
dan keputihan. Bunga digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan dan
bronkitis (Kurniawi, 2006).
Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia
yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia
(Astawan, 2008).
Beberapa penelitian
membuktikan fitosterol dapat mencegah penyakit kanker lewat berbagai mekanisme,
yaitu menghambat pemecahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan
memodifikasi beberapa hormone yang berpotensi untuk membunuh sel tumor (Awad et
al, 2000). Buah delima adalah antioksidan super yang membantu menjaga tubuh
terhadap kerusakan akibat radikal bebas karena faktor metabolisme dan
lingkungan. Menurut buku Cholesterol Cures, jus delima dapat
memperlambat proses oksidasi kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein
atau kolesterol jahat) sebanyak 40 persen, dengan demikian menurunkan
penumpukan dalam darah dan arteri (Savira, 2011). Sebuah studi oleh National Academy of Sciences (AS)
menunjukkan bahwa jus buah delima mengurangi penumpukan plak kolesterol dan
meningkatkan produksi oksida nitrat yang membantu mengurangi plak arteri (Salma,
2011).