Senin, 01 Oktober 2012

Delima Putih sebagai Anti Kolesterol




Tanaman delima (Punica granatum) berasal dari India, di Asia Barat yaitu Persia atau Armenia. Namun, tanaman ini sudah lama dibudidayakan di daerah tropis, termasuk di Indonesia. Tanaman berbuah segar ini hidup dengan baik di daerah yang memiliki musim kemarau panjang dan panas. Sekarang sering ditanam sebagai pohon buah-buahan di halaman rumah (Hariana, 2002:106).




Gambar 2.1 Buah Delima Putih (Sumber : http://resep-herbal.com)



Kartasapoetra (1996:71) menyatakan bahwa tanaman delima (Punica granatum) mengandung alkaloida peletrina dan metil peletrina dengan kadar keseluruhannya tidak kurang dari 0,4% (hitungan bahan yang telah dikeringkan). Komposisi gizi per 100 gram bagian yang dapat dimakan dari buah delima adalah: energi 86 kkal, air 81 g, protein 0,95 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 17,2 g 
Secara tradisional, tanaman delima putih (Punica granatum L.) sering digunakan sebagai obat oleh masyarakat Indonesia. Hampir semua bagian tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan obat (Kurniawi, 2006). Akar dan kulit digunakan sebagai ramuan dalam pengobatan cacing tambang dan cacing pita (antelmintik) dan obat batuk (Mursito, 2000). Kulit buah delima putih yang dimasak bekerja sebagai obat penguat, disentri, murus, dan keputihan. Bunga digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan dan bronkitis (Kurniawi, 2006). Buah delima juga kaya akan fitosterol. Fitosterol merupakan komponen fitokimia yang mempunyai fungsi berlawanan dengan kolesterol bila dikonsumsi oleh manusia (Astawan, 2008).  
Beberapa penelitian membuktikan fitosterol dapat mencegah penyakit kanker lewat berbagai mekanisme, yaitu menghambat pemecahan sel, menstimulasi kematian sel tumor, dan memodifikasi beberapa hormone yang berpotensi untuk membunuh sel tumor (Awad et al, 2000). Buah delima adalah antioksidan super yang membantu menjaga tubuh terhadap kerusakan akibat radikal bebas karena faktor metabolisme dan lingkungan. Menurut buku Cholesterol Cures, jus delima dapat memperlambat proses oksidasi kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein atau kolesterol jahat) sebanyak 40 persen, dengan demikian menurunkan penumpukan dalam darah dan arteri (Savira, 2011). Sebuah studi oleh National Academy of Sciences (AS) menunjukkan bahwa jus buah delima mengurangi penumpukan plak kolesterol dan meningkatkan produksi oksida nitrat yang membantu mengurangi plak arteri (Salma, 2011).